Rabu, 27 Februari 2013

Rejim Rasis. Masih adakah ? (1)


Oleh : Arlina Permanasari

Salah satu konflik bersenjata internasional yang diatur dalam Protokol Tambahan I 1977 selain colonial domination dan alien occupation, adalah racist regime atau rejim rasis, yakni tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh suatu pemerintahan negara dengan semata-mata mendasarkan tindakannya tersebut kepada suatu diskriminasi atas ras yang ada pada diri manusia. Manusia yang memiliki ras yang tidak disukai akan mendapatkan perlakuan terburuk, layaknya perlakuan yang diberikan kepada spesies selain manusia.

Menurut Ali Bulac, dunia telah menyaksikan tiga rejim pemerintahan yang terkejam yang pernah digelar dalam sejarah manusia di abad ke-20, yakni :  rejim Fasisme di Italia dan Jerman; rejim Komunisme di Uni Soviet, Eropa Timur, Cina dan beberapa negara Asia;  serta rejim Apartheid di Afrika Selatan.

Di saat rejim Apartheid di Afrika Selatan akhirnya musnah, seiring dengan dukungan internasional kepada Nelson Mandela yang akhirnya menjadi Presiden setelah mendekam beberapa tahun di penjara, maka dunia kembali diguncang dengan pemberlakuan rejim rasisme yang kali ini dilakukan oleh Israel.

Dalam beberapa tulisan yang lalu, disebutkan bahwa Pemerintah yang berkuasa di Israel telah melakukan praktek rasisme.  Benarkah demikian ? Harian “The Independent” menuding bahwa Pemerintahan Perdana Menteri Ariel Sharon telah melakukan praktek-praktek rasisme terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan. Bahkan lebih jauh lagi harian tersebut membandingkan rejim rasisme yang terjadi di Afrika Selatan dan di Palestina. Diungkapkan bahwa tidak ada perbedaan antara taktik yang dilakukan rejim rasisme di Afrika Selatan dan Israel saat ini. Rasis rejim di Afrika Selatan menggunakan “Pasukan Pembunuh” (“Death Squad”) dan demikian pula taktik yang dilakukan oleh Israel untuk membunuh  anak-anak Palestina setiap harinya. Bahkan praktek di Israel jauh lebih buruk karena rejim rasisme di Afrika Selatan ‘tidak menggunakan senapan mesin helikopter’ dan misil, sementara Israel melakukan hal tersebut.

Berita ini saya dapatkan dari situs arabicnews.com yang hanya sekedar melansir berita yang diturunkan oleh harian Independence, dan berita tersebut dilansir pada tahun 2001! Saat ini, setelah kurang lebih delapan tahun berselang, Israel masih saja melakukan hal tersebut, bahkan lebih jauh lagi dengan menggunakan fosfor putih dan cluster bom. Keadaan yang sungguh memilukan…

Manusia memang diciptakan dari berbagai macam suku bangsa, untuk saling mengenal satu sama lain. Bukan untuk saling memusnahkan dan merasa sebagai ras yang paling unggul di muka bumi. Manusia hanyalah makhluk Allah, tiada kuasa untuk mengklaim sebagai yang lebih unggul di banding yang lain karena posisi manusia hanyalah sebagai insan yang memang diciptakan; bukan pencipta.

Sebagaimana klaim bangsa Yahudi bahwa mereka merupakan korban dari masa Holocaust, seharusnya mereka berkaca dari pengalaman sendiri dan menyadari, bahwa tidak ada satu ras pun yang dapat dihapuskan dari muka bumi ini sebagaimana dengan yang mereka alami sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar